Ortu Gaptek, Anak Rentan Adiksi Pornografi

Submitbookmarker - Ancaman pornografi terhadap anak-anak dan remaja saat ini semakin mengkhawatirkan seiring derasnya perkembangan teknologi informasi. Orang tua sebagai sosok yang paling perperan dalam proses tumbuh kembang anak seharusnya melakukan antisipasi guna mencegah adiksi atau kecanduan pornografi generasi muda.

Namun sayangnya, tidak banyak orang tua mau melakukannya. Mereka seperti tidak sadar dan abai terhadap efek perkembangan teknologi. Padahal, mengabaikan teknologi menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya kecanduan pornografi pada anak dan remaja.

"Kebanyakan orangtua enggak punya antisipasi akan apa yang akan terjadi, disentifikasi (kultur pingsan). Jangankan antisipasi, rata-rata tidak sadar (akan efek perkembangan teknologi)," ungkap psikolog Elly Risman di sela acara 'Mengenali dan Mengatasi Adiksi Pornografi Pada Anak dan Remaja' di Universitas Paramadina, beberapa waktu lalu.

Contoh ketidaksadaran itu diterapkan orang tua dengan memanjakan anaknya dengan perangkat gadget yang tidak sesuai kapasitas mereka. "Sebanyak 60 persen anak mendapat peralatan (gadget) dari orang tuanya tanpa alasan yang jelas," kata Elly.

Hal itu terjadi karena, "Dari sisi orang tua, malu kalau anaknya belum punya (gadget), takut anaknnya minder, takut gaptek, takut enggak bisa bersaing di masa depan. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang mereka berikan bisa memberi dampak. Karana terlalu berprasangka baik pada teknologi," kata Elly.

Oleh sebab itu, salah satu upaya yang harus dilakukan orang tua adalah mengimbangi kemampuan teknologi anaknya. "Orang tua tidak boleh gaptek. Kita hidup di revolusi teknologi yang kecepatannya melebihi desah nafas kita. Maka kita jangan mengajarkan menggunakan cara 20 hingga 30 tahun lalu, " tegas Elly.

Tindakan preventif itu terangkum dalam konsep AKAP (Awarness, Knowledge, Attitude, Practise). Di mana menurut Elly, tindakan preventif dimulai dengan kewaspadaan orang tua akan situasi yang terjadi, mengikuti seminar-seminar sehingga menambah pengetahuan, dan dapat mencontohkan tindakan-tindakan yang baik kepada si anak.

Menurut Elly, hal ini wajib dilakukan para orang tua mengingat ada faktor yang miss pada penyuluhan tentang seksualitas bagi anak-anak dan remaja saat ini.

"Pemerintah menyatakan pendidikan seks dimulai sejak umur 13 hingga 21 tahun, karena dianggap anak tersebut telah memasuki fase dewasa. Padahal kenyataannya, 52 persen anak perempuan mensturasi pada usia 9 tahun, 48 persen anak-laki-laki mimpi basah umur 10-11 tahun, sehingga tidak masuk kategori di atas." katanya.

Berdasarkan suatu penelitian terhadap anak-anak sekolah pada 2006, sebanyak 67 persen anak kelas 4 sampai 6 mengaku sudah melihat pornografi. Sekitar 24 persen di antaranya diakses dari komik dan 22 persen dari internet. Sementara di antara mereka yang melihat pornografi, sebanyak 44 persen mengaku merasa jijik, sementara 22 persen merasa sudah biasa.Kompas.com

Related

psikologi 829821571231075654

Recent

100% Berita Prediksi Skor Bola Terakurat dan Terupdate, Jadwal Bola, Live Score, Hasil Pertandingan. Submitbookmarker.com menyuguhkan Berita bola khususnya prediksi Skor bola yang selalu update, terakurat, yang senantiasa membantu anda untuk memprediksikan pertandingan yang berlangsung.

Comments



Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Side Ads

Standings provided by whatsthescore.com

Prediksi Skor Bola
Prediksi Skor Terpercaya
Prediksi Bola Online
Prediksi Skor Akurat
item