Kehidupan Kaum Gay di Dumai
https://topaktual.blogspot.com/2010/10/kehidupan-kaum-gay-di-dumai.html
Submitbookmarker - Berdasarkan penelusuran wartawan Antara, Sabtu (2/10/2010) pada jam-jam tengah malam, kaum gay berkeliaran di sejumlah pinggiran jalan Kota Dumai dengan berbagai penampilan.
Sebagian dari mereka tampil menyerupai wanita dan sebagian berpenampilan layaknya lelaki biasa. Mereka berpasangan satu dan sekali terlihat layaknya sepasang kekasih.
Seorang gay, Rehan (30), mengaku, saat ini kaum gay seperti dirinya sudah membentuk komunitas kecil di setiap wilayah.
"Perkumpulan kami biasanya pada jam-jam malam seperti saat ini," katanya.
Edo (40), juga gay, menimpali bahwa selama ini, aktivitas mereka setiap malam tidak pernah dilarang pihak manapun, termasuk pemerintah.
"Selama kami tidak mengganggu dan tidak melakukan seks bebas saya rasa sah-sah saja. Karena setiap manusia memiliki hak dan kepribadiannya masing-masing," paparnya.
Dia mengatakan, kebanyakan kaum gay merasa dikucilkan lingkungan yang menganggap mereka salah. "Untuk menghindari kemarahan warga, kami selalu berpindah-pindah rumah kos atau kontrakan," katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Roza'i Akbar menilai prilaku kaum gay meresahkan umat beragama. "Untuk itu, sebaiknya pemerintah segera melakukan penertiban. Mereka diberikan penyuluhan dengan berbagai upaya pencerahan keagamaan atau siraman rohani," harapnya.
Menurut Roza'i, salah satu pihak yang seharusnya menertibkan adalah dinas sosial pemda setempat. "Dinas Sosial sebaiknya mengambil langkah cepat sebelum keberadaan mereka semakin luas hingga dapat mempengaruhi yang lainnya, terutama kaum pelajar dan remaja," terangnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Dumai, Amiruddin, berkilah, pihaknya telah berupaya memindahkan kaum gay terutama yang berpenampilan perempuan.
"Mereka dijaring lalu juga sempat diberikan binaan. Dan apabila mereka merupakan penduduk luar Dumai, maka akan kita pulangkan," katanya.
Dinas Sosial berencana menyisir berbagai tempat yang diduga tempat perkumpulan kaum gay dan berkoordinasi dengan polisi pamong praja. "Namun akibat keterbatasan anggaran, terkadang rencana itu menjadi tertunda," katanya.
Sebagian dari mereka tampil menyerupai wanita dan sebagian berpenampilan layaknya lelaki biasa. Mereka berpasangan satu dan sekali terlihat layaknya sepasang kekasih.
Seorang gay, Rehan (30), mengaku, saat ini kaum gay seperti dirinya sudah membentuk komunitas kecil di setiap wilayah.
"Perkumpulan kami biasanya pada jam-jam malam seperti saat ini," katanya.
Edo (40), juga gay, menimpali bahwa selama ini, aktivitas mereka setiap malam tidak pernah dilarang pihak manapun, termasuk pemerintah.
"Selama kami tidak mengganggu dan tidak melakukan seks bebas saya rasa sah-sah saja. Karena setiap manusia memiliki hak dan kepribadiannya masing-masing," paparnya.
Dia mengatakan, kebanyakan kaum gay merasa dikucilkan lingkungan yang menganggap mereka salah. "Untuk menghindari kemarahan warga, kami selalu berpindah-pindah rumah kos atau kontrakan," katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Roza'i Akbar menilai prilaku kaum gay meresahkan umat beragama. "Untuk itu, sebaiknya pemerintah segera melakukan penertiban. Mereka diberikan penyuluhan dengan berbagai upaya pencerahan keagamaan atau siraman rohani," harapnya.
Menurut Roza'i, salah satu pihak yang seharusnya menertibkan adalah dinas sosial pemda setempat. "Dinas Sosial sebaiknya mengambil langkah cepat sebelum keberadaan mereka semakin luas hingga dapat mempengaruhi yang lainnya, terutama kaum pelajar dan remaja," terangnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Dumai, Amiruddin, berkilah, pihaknya telah berupaya memindahkan kaum gay terutama yang berpenampilan perempuan.
"Mereka dijaring lalu juga sempat diberikan binaan. Dan apabila mereka merupakan penduduk luar Dumai, maka akan kita pulangkan," katanya.
Dinas Sosial berencana menyisir berbagai tempat yang diduga tempat perkumpulan kaum gay dan berkoordinasi dengan polisi pamong praja. "Namun akibat keterbatasan anggaran, terkadang rencana itu menjadi tertunda," katanya.