Piala AFF 2010 | Berharap Mukjizat Istanbul Hadir di GBK
https://topaktual.blogspot.com/2010/12/piala-aff-2010-berharap-mukjizat.html
Piala AFF 2010 | Berharap Mukjizat Istanbul Hadir di GBK - Penyerang tim nasional Indonesia, Bambang Pamungkas, menilai, tidak ada yang mustahil di dalam sepak bola. Maka dari itu, ia mengaku yakin pasukan "Garuda" bisa menjungkalkan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada final leg kedua Piala AFF 2010, Rabu (29/12/2010).
Kepercayaan "Bepe", sapaan akrab Bambang, tidak terlepas dari kisah nyata bagaimana Liverpool menjuarai Liga Champions pada musim 2004-2005. Dalam tulisan berjudul "Indonesia Masih Bisa" yang dimuat di situs pribadinya, penyerang Persija Jakarta itu menilai apa yang dialami Indonesia saat ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Liverpool ketika bertemu AC Milan di partai puncak yang digelar di Stadion Istanbul lima tahun silam.
Saat itu, "The Kop" nyaris gagal meraih gelar juara setelah tertinggal 0-3 pada babak pertama oleh sebuah gol Paolo Maldini dan dua gol Hernan Crespo. Namun, pasukan Rafael Benitez bangkit. Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso berhasil mengoyak gawang Nelson Dida pada babak kedua sehingga kemenangan harus ditentukan lewat drama adu penalti.
Liverpool akhirnya menggondol juara setelah Serginho, Andrea Pirlo, dan Andriy Shevchenko gagal menunaikan tugasnya sebagai algojo. Mukjizat yang terjadi di Istanbul itulah yang diinginkan "Bepe" kembali terulang pada pertandingan nanti.
"Kita tentu masih ingat saat partai final UCL di tahun 2005, ketika sebuah tim bernama Liverpool mampu menyarangkan tiga gol ke gawang Nelson de Jesus Silva (Dida) hanya dalam waktu 45 menit sehingga memaksa AC Milan menjalani perpanjangan waktu 2 x 15 menit, dan akhirnya harus menyerah melalui adu tendangan penalti."
"Beberapa waktu yang lalu, kita juga disuguhi sebuah kejadian yang terkesan janggal, ketika tim sekelas Real Madrid dengan sederet bintang-bintangnya serta pelatih sekaliber Jose Mourinho harus tersungkur oleh kedigdayaan Barcelona dengan skor 5-0 di Camp Nou. Hal tersebut membuktikan jika sepak bola itu penuh dengan misteri, dan akan selalu demikian sampai kapan pun."
"Indonesia memang sangat jauh dari gambaran kekuatan Liverpool ataupun Barcelona. Akan tetapi, saya juga sangat yakin jika Malaysia tidak sekuat dan setangguh AC Milan ataupun Real Madrid. Sehingga, kemungkinan bagi kita (Indonesia) untuk dapat memukul Malaysia dengan skor telak di Gelora Bung Karno juga masih sangat terbuka lebar."
"Beberapa contoh di atas adalah gambaran magis dari sebuah olahraga bernama sepak bola. Di mana dalam setiap menit atau bahkan detiknya penuh dengan kejutan dan kejadian-kejadian yang sarat akan emosi. Sepak bola akan selalu dikelilingi dengan misteri-misteri yang terkadang susah dimengerti dengan hanya sekadar akal sehat. Dan, hal-hal tersebutlah yang sebenarnya membuat olahraga ini menjadi sangat menggairahkan," tulis Bepe dalam situs pribadinya bambangpamungkas20.com.
Dalam tulisannya ini, Bambang juga menceritakan bahwa dia sempat menyuntikkan semangat bagi rekan-rekannya seusai ditekuk Malaysia 0-3 pada final pertama. "Dengan setengah berteriak saya berkata, rekan-rekan, kekalahan ini harus berhenti di ruangan ini. Kita tidak memerlukan pembahasan yang lebih panjang mengenai apa yang terjadi malam ini, tidak ada saling menyalahkan tentang apa yang terjadi di lapangan tadi. Kita menang bersama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama," tulis Bepe.
Harapan Bepe tentunya juga menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia. Semua mendambakan pasukan Garuda bisa menjadi juara setelah lama prestasi timnas kebanggaan kita terjun bebas. Lalu apakah mukjizat yang terjadi di Istanbul hadir juga di GBK pada pertandingan nanti? Kita tunggu saja!
Kepercayaan "Bepe", sapaan akrab Bambang, tidak terlepas dari kisah nyata bagaimana Liverpool menjuarai Liga Champions pada musim 2004-2005. Dalam tulisan berjudul "Indonesia Masih Bisa" yang dimuat di situs pribadinya, penyerang Persija Jakarta itu menilai apa yang dialami Indonesia saat ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Liverpool ketika bertemu AC Milan di partai puncak yang digelar di Stadion Istanbul lima tahun silam.
Saat itu, "The Kop" nyaris gagal meraih gelar juara setelah tertinggal 0-3 pada babak pertama oleh sebuah gol Paolo Maldini dan dua gol Hernan Crespo. Namun, pasukan Rafael Benitez bangkit. Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso berhasil mengoyak gawang Nelson Dida pada babak kedua sehingga kemenangan harus ditentukan lewat drama adu penalti.
Liverpool akhirnya menggondol juara setelah Serginho, Andrea Pirlo, dan Andriy Shevchenko gagal menunaikan tugasnya sebagai algojo. Mukjizat yang terjadi di Istanbul itulah yang diinginkan "Bepe" kembali terulang pada pertandingan nanti.
"Kita tentu masih ingat saat partai final UCL di tahun 2005, ketika sebuah tim bernama Liverpool mampu menyarangkan tiga gol ke gawang Nelson de Jesus Silva (Dida) hanya dalam waktu 45 menit sehingga memaksa AC Milan menjalani perpanjangan waktu 2 x 15 menit, dan akhirnya harus menyerah melalui adu tendangan penalti."
"Beberapa waktu yang lalu, kita juga disuguhi sebuah kejadian yang terkesan janggal, ketika tim sekelas Real Madrid dengan sederet bintang-bintangnya serta pelatih sekaliber Jose Mourinho harus tersungkur oleh kedigdayaan Barcelona dengan skor 5-0 di Camp Nou. Hal tersebut membuktikan jika sepak bola itu penuh dengan misteri, dan akan selalu demikian sampai kapan pun."
"Indonesia memang sangat jauh dari gambaran kekuatan Liverpool ataupun Barcelona. Akan tetapi, saya juga sangat yakin jika Malaysia tidak sekuat dan setangguh AC Milan ataupun Real Madrid. Sehingga, kemungkinan bagi kita (Indonesia) untuk dapat memukul Malaysia dengan skor telak di Gelora Bung Karno juga masih sangat terbuka lebar."
"Beberapa contoh di atas adalah gambaran magis dari sebuah olahraga bernama sepak bola. Di mana dalam setiap menit atau bahkan detiknya penuh dengan kejutan dan kejadian-kejadian yang sarat akan emosi. Sepak bola akan selalu dikelilingi dengan misteri-misteri yang terkadang susah dimengerti dengan hanya sekadar akal sehat. Dan, hal-hal tersebutlah yang sebenarnya membuat olahraga ini menjadi sangat menggairahkan," tulis Bepe dalam situs pribadinya bambangpamungkas20.com.
Dalam tulisannya ini, Bambang juga menceritakan bahwa dia sempat menyuntikkan semangat bagi rekan-rekannya seusai ditekuk Malaysia 0-3 pada final pertama. "Dengan setengah berteriak saya berkata, rekan-rekan, kekalahan ini harus berhenti di ruangan ini. Kita tidak memerlukan pembahasan yang lebih panjang mengenai apa yang terjadi malam ini, tidak ada saling menyalahkan tentang apa yang terjadi di lapangan tadi. Kita menang bersama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama," tulis Bepe.
Harapan Bepe tentunya juga menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia. Semua mendambakan pasukan Garuda bisa menjadi juara setelah lama prestasi timnas kebanggaan kita terjun bebas. Lalu apakah mukjizat yang terjadi di Istanbul hadir juga di GBK pada pertandingan nanti? Kita tunggu saja!