Manusia dan Dimensi Ruang dalam Fisika
https://topaktual.blogspot.com/2010/12/manusia-dan-dimensi-ruang-dalam-fisika.html
Manusia dan Dimensi Ruang dalam Fisika - Di usia yang relatif masih muda, Indrawan dipercaya memimpin sebuah perusahaan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kepeduliannya terhadap Indonesia diwujudkan dengan membangun Komunitas SuksesMulia bersma rekan-rekannya dengan wujud aktivitas berupa Gerakan SuksesMulia. Hidup manusia tidak bisa sendiri.
Treatment pada manusia itu harus utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya.
-- Indrawan Nugroho
"Proses pengembangan diri manusia tidak bisa dilakukan dengan separuh-separuh, apalagi parsial. Treatment pada manusia sejak dini itu harus diberikan secara utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya," ujar Indrawan Nugroho, Direktur sekaligus Master Trainer dari Kubik Training, sebuah perusahaan konsultan pengembangan SDM, kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (4/12/2010).
Meski masih berusia muda, pria kelahiran Jakarta, 8 November 1976, ini telah dipercaya memberikan seminar dan pelatihan pengembangan diri untuk beragam jenis audiens, mulai dari pelajar, mahasiswa, penghuni lembaga pemasyarakatan, guru, dokter, LSM, instansi pemerintah, juga staf hingga para pimpinan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dan beberapa negara tetangga di Asia. Bersama rekannya, Farid Poniman, Indra mendirikan Kubik pada November 1999, yaitu tepat di saat Indonesia sedang berupaya keluar dari krisis yang baru saja menerpa.
"Di saat krisis, ketika semua nilai aset jatuh, maka satu-satunya aset yang bisa diandalkan untuk menyelamatkan bangsa ini adalah aset sumber daya manusia. Ketika sebuah bangsa memiliki manusia yang tangguh, cerdas, dan punya komitmen besar untuk bangkit, maka bangsa itu bukan hanya akan selamat dari krisis, tapi akan tumbuh menjadi bangsa yang lebih besar lagi," ujar lulusan Bachelor of Commerce dari The University of Melbourne Australia di juruan Management and Industrial Relations dan Magister Psikologi Terapan jurusan Psikologi SDM di Universitas Indonesia ini.
Ia menuturkan, bermula hanya menyewa sebuah ruko di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, dengan dibantu lima orang karyawan, Kubik tertatih-tatih sampai akhirnya berkembang menjadi sebuah perusahaan penyedia pelatihan pengembangan diri premium yang dipercaya berbagai lembaga dan perusahaan besar di Indonesia. Selain Kompas Gramedia Group, Fortune 100 Indonesia seperti Telkom, Astra Internasional, Pertamina, CIMB Niaga, Bank Mandiri, BCA, BRI, Indosat, Freeport, Adhi Karya, Bakrie & Brothers, Holcim Indonesia, Perusahaan Gas Negara, Jamsostek, Adira Finance, Samudera Indonesia Group adalah sederet nama kliennya.
"Karena treatment pada manusia itu harus utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya, maka kami menamakan usaha kami ini dengan ‘kubik’, yang merupakan satuan dimensi ruang dalam fisika," ucap penulis buku best-seller "Kubik Leadership" (2005) dan "DNA SuksesMulia" (2010).
Semangat idealisme itu terlihat dari modul dan model pelatihan yang dimiliki Kubik. Tak heran, Indra menuturkan, seringkali sebuah pelatihan harus melibatkan banyak sekali pelatih, fasilitator, dan kru dengan spesialisasi keahlian berbeda-beda. Bahkan, perbandingan peserta dengan tim pelatihannya bisa mencapai 1 berbanding 3.
"Semua dilakukan karena ingin memberikan hasil yang maksimal. Pelatihan itu bisnis yang bukan hanya bisnis, melainkan juga sebuah misi mulia, yaitu edukasi yang diharapkan mampu membentuk dan mengembangkan pribadi manusia secara utuh," imbuh mantan Manajer Press and Information Center yang didirikan United Nations Development Program (UNDP ) untuk Komisi Pemilihan Umum pada Pemilu 2004 lalu.
Berbekal pengalamannya membuat film dan aktif di teater, Indrawan perlahan mampu mengombinasikan kedalaman materi pelatihan dengan kemasan yang menyenangkan. Produk-produk pelatihan yang mutakhir di tempatnya memimpin saat ini adalah buah karyanya.
"Namun kreatif saja tidak cukup, melainkan juga harus ada kolaborasi yang baik dan solid," tutur laki-laki yang dikaruniai dua orang anak laki-laki dan satu perempuan ini.
Kini, setelah 11 tahun berkarya di Indonesia, Indrawan bertekad memulai ekspansinya ke negara tetangga. Rencananya, setelah dipercaya beberapa kali memberikan pelatihan untuk beberapa lembaga dan perusahaan di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Hongkong, Kubik akan memulai ekspansi pertamanya ke Malaysia. Hal itu diakuinya wajar mengingat buku Kubik Leadership yang ditulisnya sudah diterbitkan dalam bahasa melayu dan menjadi best-seller di Malaysia.
"Membuat pelatihan itu bukan pekerjaan yang sulit selama kita mampu menyajikan solusi esensial bagi peserta," kata Indrawan.
Kini, sebagai wujud kepeduliannya terhadap kondisi Indonesia, Indra bersama rekan-rekannya di Kubik membangun Komunitas SuksesMulia dengan wujud aktivitas berupa Gerakan SuksesMulia. Indrawan pun ditunjuk sebagai "bos" di komunitas ini.
"Sebuah gerakan yang kami harapkan mampu mendorong sebanyak mungkin orang bisa meraih harta, tahta, kata, dan cinta yang tinggi, untuk kemudian dipergunakan untuk menjadikannya sebagai sumber manfaat seluas-luasnya bagi orang lain," ucapnya.
Treatment pada manusia itu harus utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya.
-- Indrawan Nugroho
"Proses pengembangan diri manusia tidak bisa dilakukan dengan separuh-separuh, apalagi parsial. Treatment pada manusia sejak dini itu harus diberikan secara utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya," ujar Indrawan Nugroho, Direktur sekaligus Master Trainer dari Kubik Training, sebuah perusahaan konsultan pengembangan SDM, kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (4/12/2010).
Meski masih berusia muda, pria kelahiran Jakarta, 8 November 1976, ini telah dipercaya memberikan seminar dan pelatihan pengembangan diri untuk beragam jenis audiens, mulai dari pelajar, mahasiswa, penghuni lembaga pemasyarakatan, guru, dokter, LSM, instansi pemerintah, juga staf hingga para pimpinan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dan beberapa negara tetangga di Asia. Bersama rekannya, Farid Poniman, Indra mendirikan Kubik pada November 1999, yaitu tepat di saat Indonesia sedang berupaya keluar dari krisis yang baru saja menerpa.
"Di saat krisis, ketika semua nilai aset jatuh, maka satu-satunya aset yang bisa diandalkan untuk menyelamatkan bangsa ini adalah aset sumber daya manusia. Ketika sebuah bangsa memiliki manusia yang tangguh, cerdas, dan punya komitmen besar untuk bangkit, maka bangsa itu bukan hanya akan selamat dari krisis, tapi akan tumbuh menjadi bangsa yang lebih besar lagi," ujar lulusan Bachelor of Commerce dari The University of Melbourne Australia di juruan Management and Industrial Relations dan Magister Psikologi Terapan jurusan Psikologi SDM di Universitas Indonesia ini.
Ia menuturkan, bermula hanya menyewa sebuah ruko di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, dengan dibantu lima orang karyawan, Kubik tertatih-tatih sampai akhirnya berkembang menjadi sebuah perusahaan penyedia pelatihan pengembangan diri premium yang dipercaya berbagai lembaga dan perusahaan besar di Indonesia. Selain Kompas Gramedia Group, Fortune 100 Indonesia seperti Telkom, Astra Internasional, Pertamina, CIMB Niaga, Bank Mandiri, BCA, BRI, Indosat, Freeport, Adhi Karya, Bakrie & Brothers, Holcim Indonesia, Perusahaan Gas Negara, Jamsostek, Adira Finance, Samudera Indonesia Group adalah sederet nama kliennya.
"Karena treatment pada manusia itu harus utuh, menyeluruh, dan melingkupi seluruh dimensi kemanusiaannya, maka kami menamakan usaha kami ini dengan ‘kubik’, yang merupakan satuan dimensi ruang dalam fisika," ucap penulis buku best-seller "Kubik Leadership" (2005) dan "DNA SuksesMulia" (2010).
Semangat idealisme itu terlihat dari modul dan model pelatihan yang dimiliki Kubik. Tak heran, Indra menuturkan, seringkali sebuah pelatihan harus melibatkan banyak sekali pelatih, fasilitator, dan kru dengan spesialisasi keahlian berbeda-beda. Bahkan, perbandingan peserta dengan tim pelatihannya bisa mencapai 1 berbanding 3.
"Semua dilakukan karena ingin memberikan hasil yang maksimal. Pelatihan itu bisnis yang bukan hanya bisnis, melainkan juga sebuah misi mulia, yaitu edukasi yang diharapkan mampu membentuk dan mengembangkan pribadi manusia secara utuh," imbuh mantan Manajer Press and Information Center yang didirikan United Nations Development Program (UNDP ) untuk Komisi Pemilihan Umum pada Pemilu 2004 lalu.
Berbekal pengalamannya membuat film dan aktif di teater, Indrawan perlahan mampu mengombinasikan kedalaman materi pelatihan dengan kemasan yang menyenangkan. Produk-produk pelatihan yang mutakhir di tempatnya memimpin saat ini adalah buah karyanya.
"Namun kreatif saja tidak cukup, melainkan juga harus ada kolaborasi yang baik dan solid," tutur laki-laki yang dikaruniai dua orang anak laki-laki dan satu perempuan ini.
Kini, setelah 11 tahun berkarya di Indonesia, Indrawan bertekad memulai ekspansinya ke negara tetangga. Rencananya, setelah dipercaya beberapa kali memberikan pelatihan untuk beberapa lembaga dan perusahaan di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Hongkong, Kubik akan memulai ekspansi pertamanya ke Malaysia. Hal itu diakuinya wajar mengingat buku Kubik Leadership yang ditulisnya sudah diterbitkan dalam bahasa melayu dan menjadi best-seller di Malaysia.
"Membuat pelatihan itu bukan pekerjaan yang sulit selama kita mampu menyajikan solusi esensial bagi peserta," kata Indrawan.
Kini, sebagai wujud kepeduliannya terhadap kondisi Indonesia, Indra bersama rekan-rekannya di Kubik membangun Komunitas SuksesMulia dengan wujud aktivitas berupa Gerakan SuksesMulia. Indrawan pun ditunjuk sebagai "bos" di komunitas ini.
"Sebuah gerakan yang kami harapkan mampu mendorong sebanyak mungkin orang bisa meraih harta, tahta, kata, dan cinta yang tinggi, untuk kemudian dipergunakan untuk menjadikannya sebagai sumber manfaat seluas-luasnya bagi orang lain," ucapnya.