Kenapa Bayi Rewel

Kenapa Bayi Rewel?Bayi yang rewel dan menangis tanpa diketahui penyebabnya dapat menjadi pertanda awal migren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat migren 2,6 kali lebih mungkin melahirkan bayi yang rewel dibandingkan wanita yang tidak pernah mengalami migren.

Rewel pada bayi ini disebut dengan istilah kolik, yaitu suatu kondisi di mana seorang bayi sering menangis atau menunjukkan gejala kesakitan untuk waktu yang lama tanpa alasan jelas. Kondisi ini biasanya muncul pada bulan pertama dan sering menghilang tiba-tiba sebelum bayi berusia 3 - 4 bulan, tapi bisa juga bertahan sampai usia 12 bulan.

"Temuan menunjukkan bahwa gen migren atau faktor genetik yang mempengaruhi seseorang untuk terserang migren mungkin menampakkan diri sejak awal kehidupan awal berupa rewel atau kolik," kata peneliti, dr Amy Gelfand, ahli saraf anak di University of California, San Francisco School of Medicine seperti dilansirMyHealthNewsDaily.com, Seni (30/4/2012).

Dalam penelitian ini, Gelfand dan rekannya meneliti 154 orang ibu selama mengunjungi dokter saat anaknya berusia 2 bulan. Para peserta ditanya apakah pernah didiagnosis mengalami migren oleh dokter dan diminta mengisi kuesioner yang dirancang untuk mendeteksi riwayat sakit kepala migren. Tak hanya ibu, pihak ayah juga disurvei jika ada.

18% ibu mengaku mengalami migren dan 14% dari seluruh peserta penelitian memiliki bayi yang sering rewel. Sekitar 29% ibu pengidap migren memiliki bayi kolik. Sedangkan pada ibu yang tidak terserang migren, hanya 11% yang memiliki bayi rewel.

Jika kesimpulan ini terbukti benar, peneliti masih tidak akan dapat membedakan apakah bayi yang menangis kencang disebabkan oleh sakit kepala atau ketidaknyamanan lainnya.

Sama seperti halnya orang dewasa yang menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan kebisingan selama terserang migren, bayi yang rewel mungkin sangat sensitif terhadap rangsangan yang sama.

"Saya menduga bayi mengalami hal serupa. Bayi yang tidak rewel hanya menganggap cahaya dan suara sebagai stimulus biasa, sedangkan bayi yang rewel menganggap suara dan cahaya yang masuk terlalu banyak," kata Gelfand.

Temuan yang disajikan dalam pertemuan tahunan American Academy of Neurology ini diharapkan dapat membantu para peneliti mencari cara efektif untuk mengobati kolik. Menurut National Institutes of Health di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 5 bayi terserang kolik. Seorang bayi dianggap mengalami kolik jika menangis minimal 3 hari dalam seminggu selama minimal 3 jam sehari dan bukan disebabkan masalah medis.

Penyebab kolik sampai saat ini tidak diketahui. Beberapa ahli menduganya disebabkan oleh gas. Dua penelitian sebelumnya menemukan bahwa anak-anak yang mengidap migren lebih banyak mengalami kolik saat bayi dibanding anak-anak yang tidak mengalami migren.

Temuan ini hanya menunjukkan sebuah hubungan dan bukan pengaruh sebab-akibat. Bayi yang rewel perlu dipantau terus untuk melihat apakah lebih rentan mengalami sakit kepala migren di kemudian hari.

Related

Ibu dan Anak 4677403649326834468

Side Ads

Standings provided by whatsthescore.com

Prediksi Skor Bola
Prediksi Skor Terpercaya
Prediksi Bola Online
Prediksi Skor Akurat
item