Lereng Merapi Bentuk Siaga Bencana
https://topaktual.blogspot.com/2010/10/lereng-merapi-bentuk-siaga-bencana.html
Submitbookmarker - Desa yang masuk kawasan rawan bencana satu Gunung Merapi, di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah membentuk tim siaga bencana sebagai langkah antisipasi jika gunung ini meletus.
"Desa yang membentuk tim siaga, yakni Tlogolele, Jrakah, dan Klakah," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyaralat (Bakesbangpolinmas) Kabupaten Boyolali Sumantri, di Boyolali, Kamis (14/10/2010).
Menurut Sumantri, tim siaga tersebut terdiri atas perangkat desa, Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, relawan penanganan bencana Merapi, Orari, dan RAPI. Tim siaga ini dilengkapi peralatan pendukung agar komunikasi bisa dilakukan 24 jam nonstop.
"Tim siaga bencana Merapi di desa dikoordinasi oleh kepala desa setempat," katanya.
Kepala Desa Tlogolele Budi Harsono, menjelaskan, pihaknya sudah membentuk tim siaga bencana. Tim itu akan bekerja dan aktif saat ada informasi bencana Merapi.
Selain itu, pihaknya juga telah membuat prosedur tetap penanganan bencana di masing-masing dukuh. Prosedue tetap itu termasuk proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu Merapi meletus.
"Kami masih melakukan pengecekan kesiapan sarana prasarana untuk mengantisipasi bencana," katanya.
Ia mengatakan warga sudah mendapat sosialisasi mengenai beberapa titik evakuasi di masing-masing dukuh dan kini sudah disiapkan. Titik evakuasi biasanya ditempatkan di masjid setiap dukuh.
Menurut dia, jika terjadi bencana warga langsung dikumpulkan di titik kumpul. Mereka kemudian dibawa ke tempat pengungsian sementara atau langsung ke pengungsian akhir.
Dewan Penasihat Radio Antarpenduduk Indonesia Boyolali Djoko Prasetyo mengatakan pihaknya siap membantu alat komunikasi di wilayah bencana Merapi.
Kini telah mendirikan pos komunikasi di lapangan Kecamatan Selo dengan melibatkan operasi komunikasi dari Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Klaten.
"Kami berkoordinasi dengan Bakesbangpolimas Boyolali mendirikan posko komunikasi untuk ikut membantu terkait peningkatan status Merapi waspada," katanya.
Menurut dia, dengan bantuan alat komunikasi diharapkan alur informasi perkembangan bencana Merapi dapat cepat terakses sehingga penanganan bencana dapat cepat dilakukan, termasuk pemenuhan bantuan para pengungsi.
"Kami selain mendirikan posko komunikasi di Selo, nanti juga ada tim yang bergerak ke pelosok-pelosok wilayah bencana," katanya.
"Desa yang membentuk tim siaga, yakni Tlogolele, Jrakah, dan Klakah," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyaralat (Bakesbangpolinmas) Kabupaten Boyolali Sumantri, di Boyolali, Kamis (14/10/2010).
Menurut Sumantri, tim siaga tersebut terdiri atas perangkat desa, Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, relawan penanganan bencana Merapi, Orari, dan RAPI. Tim siaga ini dilengkapi peralatan pendukung agar komunikasi bisa dilakukan 24 jam nonstop.
"Tim siaga bencana Merapi di desa dikoordinasi oleh kepala desa setempat," katanya.
Kepala Desa Tlogolele Budi Harsono, menjelaskan, pihaknya sudah membentuk tim siaga bencana. Tim itu akan bekerja dan aktif saat ada informasi bencana Merapi.
Selain itu, pihaknya juga telah membuat prosedur tetap penanganan bencana di masing-masing dukuh. Prosedue tetap itu termasuk proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu Merapi meletus.
"Kami masih melakukan pengecekan kesiapan sarana prasarana untuk mengantisipasi bencana," katanya.
Ia mengatakan warga sudah mendapat sosialisasi mengenai beberapa titik evakuasi di masing-masing dukuh dan kini sudah disiapkan. Titik evakuasi biasanya ditempatkan di masjid setiap dukuh.
Menurut dia, jika terjadi bencana warga langsung dikumpulkan di titik kumpul. Mereka kemudian dibawa ke tempat pengungsian sementara atau langsung ke pengungsian akhir.
Dewan Penasihat Radio Antarpenduduk Indonesia Boyolali Djoko Prasetyo mengatakan pihaknya siap membantu alat komunikasi di wilayah bencana Merapi.
Kini telah mendirikan pos komunikasi di lapangan Kecamatan Selo dengan melibatkan operasi komunikasi dari Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Klaten.
"Kami berkoordinasi dengan Bakesbangpolimas Boyolali mendirikan posko komunikasi untuk ikut membantu terkait peningkatan status Merapi waspada," katanya.
Menurut dia, dengan bantuan alat komunikasi diharapkan alur informasi perkembangan bencana Merapi dapat cepat terakses sehingga penanganan bencana dapat cepat dilakukan, termasuk pemenuhan bantuan para pengungsi.
"Kami selain mendirikan posko komunikasi di Selo, nanti juga ada tim yang bergerak ke pelosok-pelosok wilayah bencana," katanya.